Belajar Moderasi dari Bangsa Nusantara: LPPM IAIN Kudus Hadirkan Budayawan Ngatawi Al-Zastrouw
Kudus, 05/09 — Pusat Studi Ilmu Islam Terapan, Budaya Dan Moderasi Beragama LPPM IAIN Kudus menyelenggarakan workshop bertajuk “Moderasi Beragama bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan” yang berlangsung di Hotel Griptha pada Rabu, 8 September 2024. Acara ini diadakan untuk memperkuat pemahaman tentang moderasi beragama bagi dosen dan tenaga kependidikan, dengan menghadirkan Budayawan Dr. Dr. KH. Marzuki, S.Ag, M.Si sekaligus dosen Pasca Sarjana UNUSIA Jakarta dan Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia sebagai narasumber utama.
Dalam paparannya, Ngatawi Al-Zastrouw mengulas bagaimana bangsa Nusantara, Moderasi beragama bangsa Indonesia berakar pada konstruksi sosiologis masyarakat Nusantara yang beragam. “Kearifan lokal Nusantara menyimpan banyak pelajaran berharga tentang moderasi. Toleransi, penghormatan terhadap perbedaan, dan keseimbangan dalam beragama telah menjadi fondasi kehidupan masyarakat kita sejak dulu,” jelasnya.
Ngatawi juga menekankan pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut di era sekarang, terutama di lingkungan pendidikan. “Para dosen dan tenaga kependidikan memiliki peran strategis dalam meneruskan semangat moderasi ini kepada generasi muda. Melalui pendidikan, kita dapat membentuk pola pikir yang moderat dan inklusif di kalangan mahasiswa,” tambahnya.
Rektor IAIN Kudus, Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si, dalam sambutannya mengatakan bahwa moderasi beragama bukan hanya menjadi tuntutan dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi juga di kampus. “Kita semua di sini diharapkan bisa menjadi agen-agen moderasi yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai toleransi dan keberagaman,” ujarnya.
Workshop ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga membuka wawasan para peserta tentang bagaimana mengintegrasikan moderasi beragama dalam kegiatan akademik dan Non akademik. Para peserta menyampaikan antusiasme mereka atas materi yang dibawakan oleh Ngatawi, serta mengapresiasi pendekatan budaya yang diambil dalam memahami moderasi beragama.
Acara ini diakhiri dengan penegasan pentingnya peran dosen dan tenaga kependidikan dalam menciptakan lingkungan akademik yang harmonis dan toleran, sebagai wujud nyata dari implementasi moderasi beragama yang dipelajari dari sejarah bangsa Nusantara.